BANGKALAN, - Sebuah tragedi yang mengguncang warga Desa Sembilangan, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, terjadi pada Jumat malam ketika sebuah bangunan hancur berantakan setelah sebuah petasan yang diduga dirakit sendiri meledak. Ledakan yang cukup keras itu tidak hanya menyebabkan kerusakan parah pada bangunan, tetapi juga menelan korban jiwa dan melukai beberapa orang lainnya.
Sekdes Desa Sembilangan, Bangkalan, Mohammad Kholil saat di wawancarai
Korban yang dinyatakan meninggal dunia adalah S-A, seorang warga setempat yang menjadi korban langsung dari ledakan mengerikan tersebut. Sementara itu, dua orang lainnya, M-T dan R-S, mengalami luka bakar serius di sebagian besar tubuh mereka dan segera dilarikan ke Rumah Sakit Syamrabu Bangkalan untuk mendapatkan perawatan medis yang mendesak. Kondisi keduanya dilaporkan sebagai kritis, menambah kesedihan dalam tragedi ini.
Baca juga:
Polri Siap Tindak Dugaan Permainan Karantina
|
Petugas kepolisian dari Polres Bangkalan segera menindaklanjuti insiden tersebut dengan memasang police line di sekitar lokasi kejadian untuk mengamankan TKP dan memulai penyelidikan lebih lanjut. Selain itu, regu Satbrimob Polda Jatim juga dipanggil untuk membantu dalam penyelidikan atas penyebab ledakan yang tragis ini.
Berbagai spekulasi muncul tentang penyebab ledakan tersebut. Berdasarkan informasi dari lapangan, diketahui bahwa petasan yang meledak itu sebenarnya disiapkan atau dirakit oleh ketiga korban untuk acara hajatan pernikahan R-S yang rencananya akan digelar pada hari Minggu mendatang. Namun, rencana bahagia itu berubah menjadi tragedi mengerikan ketika petasan yang disiapkan untuk perayaan tersebut meledak lebih awal, menghancurkan harapan dan kebahagiaan keluarga korban.
Mohammad Kholil, Sekretaris Desa Sembilangan, memberikan keterangan yang menggugah perasaan tentang korban yang telah meninggal dan yang masih berjuang untuk hidup. Menurutnya, korban yang meninggal dan yang masih dirawat adalah saudara kandung dan sepupu.
” Yang meninggal dengan yang dirumah sakit itu saudara kandung. Dan yang satunya sepupu. Itu merakit, membuat untuk dijadikan buat mantenan. Kan ini korban mau menikah besok hari ahad (minggu). Korban yang masih dirumah sakit. Adiknya yang meninggal. Yang merakit itu adiknya.” Jelasnya.
Dia juga menambahkan bahwa tradisi membawa petasan ke rumah calon pengantin wanita sebagai bagian dari persiapan pernikahan adalah hal yang lazim di desa tersebut, tetapi siapa yang menyangka bahwa tradisi tersebut akan berubah menjadi sumber duka yang mendalam.
“Jadi sudah tradisi di sini kalau ada mantenan itu bawa petasan ke yang perempuan. Jadi mau masuk ke rumah perempuan itu biasanya.” Pungkasnya.
Tragedi ini telah membawa duka yang mendalam bagi keluarga korban dan juga seluruh masyarakat Desa Sembilangan. Semoga tragedi ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan bahan peledak, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan dalam merencanakan dan menyelenggarakan acara-acara perayaan.